Monday, November 5, 2012

7D_Ceria in My Memory




Semua berawal sejak tahun 2008. Tepatnya tanggal 5 Desember 2008. Itula hari pertama aku menginjakkan kakiku di kozt-koztan ini. Kozt yang menjadi rumah keduaku. Tanggal 10 Juni 2008 adalah hari pertamaku di kota ini. Kota yang asing dan jauh dari pelupuk mata jika dipandang dari daerah asalku, Desa Luhu yang terletak di pulau Seram, salah satu pulau yang ada di kawasan provinsi Maluku. 
wajah anak-anak 7D_Ceria Lama (Rumah Bapak Kozt)
Dalam tulisan sebelumnya telah kuceritakan banyak tetang perjalananku dari Ternate ke kota ini yang menempuh waktu 4 hari dengan menggunakan kapal laut. Hinggal tibalah aku di Jogja 2 hari sebelum ulang tahunku yang ke-18. Asing sekali rasanya. Wajah kampungan ini tak biasa dengan kehidupan kota. Menghabiskan usia 17 tahunku di desa, jadi harap maklum sajalah yahh.





Saat keberangkatanku, hasil ujian nasional belum diumumkan. Tapi 1 bulan tinggal di Jogja aku dinyatakan lulus dari almamaterku, SMA Muhammadiyah Obi. (**tidak perlu heran mengapa asliku dari Seram, tapi lulusan Obi. Itu karena aku dipindah sekolahkan dari Luhu sejak SMP kelas 2 dan menetap di Obi hingga lulus SMA).
Tiba saatnya pendaftaran kuliah. Waktu ke Jogja, jurusan yang kupilih adalah bagian pendidikan, sesui keinginan orang tua yang menginginkan ada anaknya yang jadi guru. Maka fakultas keguruanlah yang kupilih tapi masih tak tau mau ambil jurusan apa. Setelah berfikir dan menimbang-nimbang, Pendidikan Bahasa Inggris-lah yang menjadi pilihan. (**kebetulan itu juga yang disarankan oleh orang tuaku). Setelah dinyatakan diterima lewat jalur non-tes maka jadilah aku mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Inggirs, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di sebuah universitas swasta di Yogyakarta.


             wisudahan Mba Diah (JEC)


3 bulan tinggal di sebuah kozt-koztan yang lumayan jauh dari kampus (**butuh waktu 1 jam untuk ke kampus jika naek bis) bersama 3 orang temanku. Salah satu dari temanku (**Jepat) ada yang keterima di fakultas kedokteran Hewan UGM. Jadilah kami jenuh karena kozt terlalu jauh dari kampusku. Kami memutuskan untuk pindah kozt. Jepat pindah ke daerah dekat kampusnya sedangkan aku, Ina dan Ani meluncur ke arah selatan. Aku dan Ina kuliah di Universitas yang sama sedangkan Ani mengambil jurusan Akuntansi di Universitas Swasta lainnya yang kebetulan lokasinya tak jauh dari kampusku dan Ina. Perlu kalian ketahui bahwa Ani dan Ina adalah saudara sepupu jadi maklum sja kalau nama meraka hamper mirip.

Setelah 2 bulan tinggal di kozt yang baru bersama Ani dan Ina, kami akhirnya mamutuskan untuk pindah lagi. Tadinya kami mencari kozt yang letaknya ditengah-tengah antara jarak ke kampusku dan jarak ke kampus Ani. Nyatanya kami tetap tak kuat. Akhirnya pindah lagi. Aku semakin ke Selatan sedangkan Ina dan Ani ke arah utara. (**sekalipun aku dan Ina kuliah di Universitas yang Sama tai berhubung jurusan kami berbeda maka aku kuliah di kampus 2 dan Ina kuliah di kampus 3. Kebetula kampusnya Ina tetanggaan sma kampusnya Ani, jadi mereka tetap ng’kozt sama-sama hingga saat ini).

Tibalah aku pindah kozt tepatnya tanggal 5 Desember 2008. Kebetulan salah satu kawan yang sekelas denganku juga ng’kozt disini jadi kuputuskan untuk memilih tinggal dikozt ini selama kuliah. Kira-kira ±4 tahun sudah aku tinggal disini (**Desember 2008-November 2012). 
                  depan kozt (4 nov. 2012)
Ini bukan hanya sekedar kozt-koztan buat aku. Ini sudah seperti rumah dan keluarga. Semua orang bersikap baik dan sangat ramah. Sebagai anak baru pastilah masih malu-malu menampakkan diri dihadapan para mba-mba kozt. Tapi lama-lama semua jadi ringan. Semakin dekat dengan mereka dan sangat nyaman. Tahun pertama kuliah tentunya masih jadi yang paling junior di kozt. Tapi setelah tahun kedua sudah mulai dapat panggilan baru, “Mbak”. Hingga sekarang, jadilah aku yang paling senior di rumah ini. Menyenangkan. 

          
Aku pernah menjadi Bendahara Kozt waktu semester 3 selama 1 periode, menjadi ketua ketika memasuki tahun ke-3 kuliah selama 1 periode, dan menjadi Penasehat Kozt di tahun ke-4 selama 1 periode. Kini aku telah pension. Bahkan sekalipun masih tinggal di rumah ini, aku telah dibebastugaskan dari piket mingguan. 

Aku mengenal banyak orang dengan banyak karakter yang unik, baik dan ada pula yang kadang menyebalkan. Tapi jika disimpulkan, mereka adalah saudara-saudaraku yang istimewa, se-istimewa kota Jogja. Banyak orang yang kukenal selama tinggal dirumah ini. Selalu berganti setiap tahun dan selama 4 tahun berarti telah 4 kali berganti dan akan terus seperti ini di tahun-tahun yang akan datang. Jika yang sudah lulus akan memutuskan konrtak dirumah ini, maka yang baru pun akan datang untuk menggantikan. 

                           kondangan (apriL 2010)

Akan kukenalkan kalian dengan mereka. Kalian tak keberatan bukan..? ahh tentu saja tidak. Karena kalian pun pasti ingin berkenalan dengan mereka. Baikalah, inilah saudara-saudara istimewaku dirumah ini. Mereka berasal dari berbagai kota di Jawa maupun dari luar Jawa dan kuliah di berbagai jurusan. Dimulai dari yang paling senior hingga yang paling junior. Mba Leny, Mba Diah, Mba Ningrum, Mba Lina (**Angkatan 2005), Mba Dian, Mba Pipit, Mba Iin, Mba Yuyun (**Angkatan2006), Aku, Dhita, Uwie, Uuz (**Angkatan 2008), Hanny, Nazie, Nuri, Yuni (**Angkatan 2009), Iin_Iendah, Din_din, Utary, Ana, Nope (**Angkatan 2010), Bella, Ijaah, Idaah (**Angkatan2011), Aiiyu, Olip, Ira, Mika, dan Fany (**Angkatan 2012).

Rumah kami ini hanya terdiri dari 12 kamar, 10 kamar ada di lantai bawah, dan 2 kamar ada di lantai atas. Dihuni oleh 12 cewek-cewek (tapi sekarang 13). Eiiitttzz,,, cowok dilarang masuk, cukup sampe di ruang tamu saja, alias teras rumah. Lokasi rumah ini sangat strategis dengan kampus. Lantai atas rumah ini bisa menangkap signal WiFi dari kampus. Jadi enak, bisa online gratis. (**dasar muka gratisan. hahahhaaa). Setipa malam balkon rumah ini kaya warnet skaligus pameran komputer. Sangat rame dan masing-masing bisa autis dihadapan Laptopnya.

Aku tak pernah menyesal menjatuhkan pilihan untuk tinggal dirumah ini. (**Terbukti aku tak pernah pindah kozt. Hehehee). Mengenal orang-orang yang kusebut saudara istimewa ini adalah salah satu dari hadiah yang diberikan Tuhan untukku. Aku belajar banyak hal dari mereka. Mengingatkanku tentang pentingnya Sholat, kebersamaan, kasih sayang, kepedulian, dan kekeluargaan, aku jadi pintar berbahasa Jawa “ngoko” dan hnya satu atau dua kata ”kromo”. Padahal awalnya kami tak saling kenal. Kadang mereka ku ajak bicara dengan menggunakan bahasa asalku dan sekarang mereka mulai pintar. Bahkan sekarang mereka malah lebih suka berbicara denganku menggunakan bahasa asalku, dan aku sangat suka itu. Inilah Indonesia dengan Bhineka Tunggal Ika. Kami yang datang dari negeri yang berbeda, terkumpul dalam sebuah rumah dan saling kenal-mengenal selama 4 tahun membuat kami menjadi sebuah keluarga yang sangat harmonis. 

            Ijah, Din_din, Mir & BeLa


Kini, di bulan ini, aku tak lagi punya banyak waktu untuk bersama mereka. Berhubung studiku di Jogja telah selesai, berarti sebentar lagi kau akan pulang, kembali ke kampung halaman tercinta. Hanya tinggal menghitung hari saja. akan kunikmati hari-hari ini bersama kalian karena ku tau, kelak aku akansangat merindukan kalian semua. Merindukan saat-saat kita bernyayi bersama walau suarapun cempreng. Merindukan saat kita tertawa bersama dengan kelucuan-kelucuan yang kita buat bersama. Merindukan suasana rutin makan malam bersama sambil nonton Opera Van Java. Merindukan saat kita menelusuri jalan-jalan sepanjang Malioboro bersama. Merindukan suara kalian ketika aku sedang mencuci pakean dan kalian pun berkata “Aku seneng deh liat mba Mirna nyuci.. Mba Mirna cantik deh kalau lagi nyuci”. Merindukan saat kita main plesetan kata dan kemudian ada yang memplesetin kata yang jauh dari jangkauan dah hamper tak nyambung, “jauuuuhhh jaauuuhhh….”, itulah teriakkan kalian. Merindukan saat kita mendokumentasikan kegiatan kita bersama lewat beberapa jepretan kamera. Merindukan suasana mengguyur orang yang sudah mandi dan cantik di sore hari  karena dia berulang tahun hingga kita pun basah semua. Merindukan ketika Indah mulai berisik dengan bahasa Sunda-nya, dan hanya aku yang sanggup menjawab dengan bahasa Pasar Ambon yang kadang tak nyambung satu sama lain tapi tetap saja lancar seperti kami salaing mengetahui artinya. Dan ketika peristiwa itu terjadi, yang lain hanya bisa diam dan mulai menyiapkan tawanya yang akan meledak dalam waktu kurang dari satu menit. Maka ketika aku pulang nanti, semoga ada penggantiku yang sanggup melawan Indas dengan Bahasa Sunda-nya. Hahahhaaaaa…..


Oh iya,, 7D_Ceria yang sejak tempo doeloe hanya berpenghuni orang-orang dari pulau jawa, kini merambah keluar pulau jawa. Di angkatan tahun 2012 ini ada yang dari Bangka Belitung, ada yang dari Palembang, dan ada pula yang dari daerah paling timur Indonesia, Sorong cuyyy. Sebuah kota yang ada di Papua.  
                       Taman Sari (4 Nov. 2012)
 I’ll miss u guys. Kalian semua adalah guru, kalian semua adalah saudara-saudara istimewa, kalian semua adalah kenangan terindahku. Kelak aku akan sangat merindukan kalian. Aku akan sangat merindukan hari-hari bersama kalian.

Jangan lupa kabari aku jika nanti kalian telah lulus dan hendak membina rumah tangga bersama kekasih Tuhan yang dikirim untuk menjadi imam dalam keluarga kalian. Harrrruuuusssss…….


                        
Semoga kekeluargaan kita tetap terjaga sampai kapanpun. Akau bahagia mengenal kalian, wahai para saudara-saudara istimewaku.... 





                                


                                          By: Mytha NurLette 



                                         aLe Rasa Beta Rasa _

Friday, November 2, 2012

My BeautifuL and MemorabLe Friendship




Sebelumya ingin kuperkanalkan taman-temanku.
Mirna Nurlette (Mytha)                                             M. Saleh Riry (Oghend)
Hafit Al-haer Kaliky (Hafit)                                       Salma Sanadi Saleo (Chandra)         
Alm. Anita Samal (Mitha)                                         Argo Haryanto Sukarto (Ago)
Suherman Suneth (Her)                                            Sawia Suneth (Windy)       
Bunga Makatita (Nona)                                             Jelsan Selayar (Jel)
M. Sut Lisaholith (Etus)                                              Rosma Makatita (Ros)     

  

Itulah nama-nama teman-temanku yg sangat kurindukan hingga saat ini. jika dihitung-hitung, sejak tahun 2001 kami  bersama hingga kini november 2012, berarti 11 tahun sudah hubungan kami. Menyenagkan. Kami bersekolah di SD Inpres 2 Luhu, kecamatan Seram Barat (Sekarang desa Luhu kec. Huamual kab. Seram Bagian Barat). Desa Luhu adalah sebuah desa yang terletak disalah satu pulau di bagian timur Indonesia, pulau Seram namanya. Pulau ini ada di provinsi Maluku yang beribukota Ambon. yaaahh,, disanalah kampung halamanku tercinta. Tahun 2001 itu kami sudah kelas 6 dan disitulah kami memulai semuanya. 


Setiap hari adalah waktu yang sangat berharga bagi kami. Tak pernah kami inginkan untuk malewati setiap hari-hari kami tanpa ketidakhadiran salah satu dari kami. Setiap kegiatan disekolah kami adakan selalu bersama.
Ketahuilah bahwa kami hanyalah 12 orang anak SD berusia 12 tahun-an yang sebentar lagi akan menuju tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Kami baru menyadari kebersamaan kami ketika kami berada di kelas terkhir untuk jenjang pendidikan dasar. Bagi kami, kebersamaan dan kebahagiaan kami setiap hari adalah kenangan terindah.
Banyak kenakalan yang kami buat selayaknya anak kecil lainnya. Tapi kebersamaan kami juga mengundang banyak pandangan positif dari orang lain. Bahkan para orang tua kami pun tak perlu khawatir jika kami sedang bersama.


Kami belajar bersama mengerjakan tugas kelompok walaupun kami belum tentu tergabung dalam satu kelompok. kami bermain bersama disekolah, dan pulang sekolah bersama. Semua terasa begitu indah. Hingga saat ini saya masih tetap mengenang semua keindahan pada saat itu. 


Kadang jika tidak ada guru yang mengisi kelas kami, kami beramai-ramai pulang ke rumah Chandra untuk makan atau lain sebagainya. Kadang juga cuma ambil sagu dan ikan garam (red:ikan asin) yang kebetulan lagi dijemur untuk dibawa kesekolah kemudian kami makan bersama didekat pepohonan sagu atau kadang dipantai karena kebetulan sekolah kami sangat dekat dengan pantai. Untuk pulang sekolah pun, kadang saya dan Alm. memilih lewat pantai saja jika airnya sedang surut. Dengan melepas sepatu kami, kami bisa bebas menapakkan kaki mungil kami dihamparan pasir yang sangat luas. Sangat menyenangkan walau memang cuacanya sangat panas. Tapi ketahuilah, anak-anak seusia kami tidak takut terhadap panas, kami sudah sangat terbiasa. 


Keakraban kami semakin dekat ketika kami hendak selesai ujian nasional. Tinggal menghitung minggu saja kami akan terpisah. Kami semakin dekat dan saling menyayangi. Kadang-kadang kami berangkat ke sekolah bersama dan terkesan seperti saling mnjemput karena. Nona-lah yang tinggal paling jauh dari sekolah. Hanya ketika pulang-lah kami hamper setiap hari pulan bersama. Alhasil Nona-lah yang paling terakhir sampai dirumah setelah saya


Kami menikmati kebersamaan kami. Bermain disekolah dengan mendirikan rumah-rumahan kecil untuk tempat istirahat kami. Tempat itu hanya berupa 4 tiang yang berdiri dan atapnya dari tumpukan dedaunan pohon sagu sedangkan lantainya kami susun beberapa kayu atau gaba-gaba sebagai alas kami untuk duduk. Tugas itu biasanya kami lakukan bersama dengan mambagi tugas. Laki-laki mengerjakan bangunannya, sedangkan yang wanita bertugas mengerjakan bagian lantai. Setelah semua pekerjaan selesai, kami menikmati hasil bersama. Walau desak-desakan dalam gubuk kecil, tapi semua penuh kedamaian.

Tak jarang para kawan-kawanku yang laki-laki bermain sepak bola dengan adik-adik kelas kami dan tugas kami adalah memberi support sepenuhnya untuk kawan-kawanku tercinta. Kawan-kawan ku adalah para pemain sepak bola yang sangat diandalkan hingga saat ini. Ku ingat waktu kami masih SD, Hafit-lah yang menjadi bintang lapanga hijau setiap saat. Dia sangat pandai dalam menggiring bola. Bermain dengan kaki kiri nya dan posisis tangan kirinya yang tak pernah ku lupakan sampai sekarang. Hafit adalah sahabat yang baik hingga saat ini.

Sementara Chandra (Salma Sanadi Saleo), wanita tomboi yang sangat cinta pada sahabat-sahabatnya. Sangat loyal dan suka maen bola. Anak bungsu dan perempuan satu-satunya dalam keluarganya ini benar-benar mirip laki-laki. Sangat jago matematika dan juara maen bola antara cewek-cewek.   Hingga cerita ini ditulis, Chandra sekarang kuliah semester V di salah satu universitas swasta di kota Ambon.

Lain lagi dengan Oghend (M. Saleh Riry). Dia adalah kawan kami yang cantik untuk ukuran laki-laki. Kulitnya yang paling putih diantara yang lain. Setiap kali kami pulang sekolah, kami para wanita seringkali mengambil posisi dibelakang mereka untuk memperhatikan betis mereka dari belakang. Oghend keluar sebagai pemenang nomor 1. Betisnya mulus, mirip betis perempuan.

Bang Oghend, semoga engkau menjadi umat Muhammad yang Saleh. Sayang, semoga menjadi imam yang baik untuk keluarga kita kelak.  Amiiieenn....

Kini kami semua telah beranjak dewasa. Kini kami telah menapaki jalan hidup kami masing-masing. sampai saat ini aku hanya mengetahui kabar sebagian dari mereka. ada yg telah membina rumah tangga, ada pula yang telah mendahului kami menghadap Sang Khalik. Hanya Chandra, Oghend, Etus, dan Hafit yg masih ku tau keadaan mereka dengan pasti. Mengenang setiap peristiwa kecil kami adalah kbahagiaan tersendiri dalam hidupku. 5 tahun sudah tak berjumpa, aku sangat merindukan kalian, wahai sahabat-sahabatku...

Tuhan, diakhir tulisan ini, ingin kumohonkan do’aku pada-Mu. Eratkanlah silaturahmi diantara kami. Kuatkanlah tali persaudaraan kami dalam kasih-Mu. Jadikanlah kami sebagai orang-orang yang sukses dalam ridha-Mu. Amiiieeeenn…

Dari Jogja, oleh Mytha Nurlette untuk Semua Sahabat-Sahabat Terbaikku

Saturday, May 26, 2012

An UnforgettabLe day in 7D_Ceria


Ini dia  catatan menyedihkan dari adek kost_Q sayang,,, namanya Bela.. sudah,, tak perlu kalian tanyakan apa nama panjangnya... walaupun kusebutkan nama panjangnya, toh kalian juga gak kenal sama dia.. iya kan..?
sudahlah,,
selamat membaca, kawan-kawan...:)
Cekidooottt.....!!!

 1 Februari 2012


Pagi-pagi waktu aku bangun, perutku terasa laper banget meski belum sampai tahap kritis. Jam 8 ada ujian UAS reading dan listening. Reading lancar. Listening? Kacau. Sebenernya dari ujiannya sih gak kacau-kacau amat, tapi aku ngerasa ada peluang ‘jadi kacau’ kalau ternyata aku adalah salah satu yang disebut oleh Pak Arum (dosen gue yang super nyebai). Dia bilang, “Ada dua orang yang akan saya cancel ujiannya karena tadi terlalu sering celingak-celinguk.” Kalo kata mbak Mirna, kata-kata yang paling tepat kuucapkan saat itu adalah:  Matilah sudaaahhh... Aku emang gak terlalu sering ‘nengok’ sih, tapi juga gak termasuk di yang ‘gak pernah nengok’. Aku tadi cuma sedikit kerja sama(?) bareng Linda. Sialnya, tadi pas lagi nengok itu, aku baru sadar kalo Pak Arum ternyata lagi ngeliat ke arahku.
Tamat, pikirku.

Sampe di kos aku makin galau gara-gara sadar duit bulananku abis. Kanker...Kantong kering, cuy... Bukan melebay-lebay nih, ini beneran duitku abis, kosong, nihil, zero! Aku  juga heran, kok bisa gak ada satu rupiah pun gitu? (sebenernya jawabannya mudah: soalnya duit satu rupiah- satu gelo- uda gag beredar lagi!) *hening-garing* -.-
Aku buru-buru sms kakakku yang paling cool, dia lagi pulkam ke Gombong. Kemarin niatnya pas balik ke Jogja dia bakal sekalian dititipin duit bulananku.

“Mas, jadinya balik jogja kapan?”, tanyaku di sms. Gak lama setelah itu dia bales.

“Besok, Bel..kenapa?” jawabnya.

Apppppaaaaaaaaaa...?? Besoooookk..??!! Gimana nasibku malam iniiiiiii...?? Mau makan apa, coba? Bahkan mie instan persediaan terakhirku - yang di iklanin ma si Ayu Ting Ting - baru aja kepake kemarin.. T.T

“Gapapahh..ati-ati, hehe.” Jawabku sok manis dan berlagak malam ini bakal masih eksis aja, bukannya tergelepar di lantai kamar kos gara-gara penyakit umumnya anak kos: “Belum dapat kiriman, mbak brooo....” Atau nama ilmiah penyakitnya adalah dompetus keringus.

Aku pasrah.. Untungnya aku masih ada beras, jadi kuputuskan malam ini aku bakal bikin nasi goreng dengan bumbu nyolong-nyolong di dapur punya mbak-mbak kos. Tubuhku yang malaaaaaang...! Kemarin mie instan, hari ini nasi goreng tanpa tambahan telur apalagi ayam..gak ada nilai gizinya sama sekali, jeng..ckck. Gue nangis dalem ati.

Tiba-tiba, ketika air mata di ati uda hampir satu ember, gerbang kosku berdenting dan terbuka dengan amat sangat elegan sekali *tata bahasa kacau*. Kemudian sesosok malaikat cantik muncul dari balik gerbang itu: mbak Uwie (serius, cuy..waktu itu mbak Uwie juga pas banget lagi pake baju putih, makin mirip angel.haha). Gak terlalu lama setelah mbak Uwie bersantai-ngobrol ria, dia manggil aku yang lagi nongkrong di tangga kos.

“Bela, sini..aku mau ngasih uang,” katanya dengan suara yang kalo ku denger-denger waktu itu berasa selembut suara tanteku, Syahrini. Haha

“Hngg...?” Aku mikir bentar. Dahiku mengkerut. Emang kapan gue kerja jadi pembokat dia ampe-ampe gue mau digaji? Pikirku. Tapi untungnya sebelum kata-kata itu terlontar (dan mungkin bisa berakibat mempermalukan diri gue sendiri) akhirnya diriku ingat. Waktu pulkam ke Gombong terakhir kali, mbak Uwie nitip dibeliin kain flanel untuk bahan kerajinan PKL dia. “Ooooohh...uang flanel ya, mbak?” tanyaku sambil berseri-seri. Mbak Uwie ngangguk mengiyakan sambil senyum manis. Setelah itu, mbak  Uwie ngeluarin satu lembar duit dua puluh ribuan yang saat itu terlihat kaya punya sayap gitu. Pelan-pelan terbang...dan hap...kutangkap

Ya Allaaah...Rejeki...!! Gue nyaris sujud syukur. (/’o’)/

“Ini beneran gapapa nih, mbak?” tanyaku sok shock tapi dengan mata berkaca-kaca kegirangan.

“I-iyalah, gapapa...udah sengaja aku pisahin dari uangku kok,” katanya sambil senyum tapi ekspresinya kaya heran dan iba, mungkin dia mikir, “Malang sekali anak ini, baru liat duit dua puluh ribu aja girangnya minta ampun.” Aku nyengir, nagis terharu sambil cengengesan... *kebayang?* Pokoknya malam ini gue mau makan ayam! pikirku lagi. Dan bayangan ayam itu menari-nari sambil berputar, kemudian lompat mendekatiku dengan gaya slow motion...amat dramatis!

“Bel, bayar uang listrik masak nasi ya...” kata mbak Dini tiba-tiba menyadarkanku dari bayangan indah ayam nari balet tadi. (Ket: mbak Dini adalah bendahara di kos kami)

“Eh..?” Aku berharap salah denger.

“Oh iya, sama iuran untuk beli sapu ma kursi jongkok kemarin ya...” tambahnya.

“Hah..?!?” Kali ini aku cuma berharap setidaknya di akhir kalimat mbak Dini itu ada tanda tanya (?), jadi aku bisa jawab ‘besok aja deh, mbak’ atau sejenisnya. Namun sayang sekali itu bukan kalimat pertanyaan, temaaan...itu perintah. Gue demo dalem ati.

“Oh...iya deh, mbak...inih,” kataku sambil ngasih satu-satunya duitku yang belum genap 5 menit ada di tanganku disertai dengan cucuran air mata. *’sedikit’ alay*

Dan...PUFF.....!

Bayangan  ayam menari-nari pun lenyap...dia pergi bersama kenangan akan khayalan singkat sebuah surga dunia (?). *super alay*

Tapi alhamdulillahnya, dari bayar ‘kewajiban’ itu masi ada kembalian setengahnya kok.. Tapi aku tetap gak jadi beli ayam, sayang uangnya...haha. Akhirnya aku mutusin beli nasi telor di burjo. Alhamdulillah..kenyaaang..setidaknya malam itu gue safe. Haha :D